Non Inverting Amplifier



1. Pendahuluan[Back]

Penguat non-inverting adalah salah satu jenis rangkaian penguat operasional yang sangat penting dalam dunia elektronik. Rangkaian ini banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena mampu memberikan gain (penguatan) sinyal tanpa membalik fase sinyal masukan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu penguat non-inverting, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa rangkaian ini begitu penting dalam desain sirkuit elektronik.

Penguat non-inverting sering ditemukan dalam sistem audio, instrumen pengukuran, dan berbagai perangkat elektronik lainnya. Salah satu kelebihan utama dari penguat non-inverting adalah kemampuannya untuk mempertahankan polaritas asli dari sinyal input, yang berarti sinyal output akan memiliki fase yang sama dengan sinyal input. Hal ini berbeda dengan penguat inverting, yang membalik fase sinyal input.

Selain itu, penguat non-inverting juga menawarkan keuntungan lain seperti impedansi input yang tinggi dan stabilitas yang baik. Dengan pemahaman yang mendalam tentang prinsip kerja dan karakteristik penguat non-inverting, kita dapat merancang dan mengoptimalkan rangkaian elektronik dengan lebih efektif.

2. Tujuan[Back]

  • Mengetahui prinsip kerja rangkaian Non-Inverting Amplifier.
  • Mengetahui komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian pengaplikasian op-amp yaitu bantal pencegah ngorok dan anti sakit leher.
  • Mengetahui bentuk rangkaian dan mensimulasikan pengaplikasian op-amp pada software proteus.

3. Alat dan Bahan[Back]


    Alat 
  • Instrument
  1. Multimeter


        Pengertian dari alat yang juga dikenal dengan istilah multitester ini adalah sebuah peralatan khusus yang digunakan untuk mengukur komponen listrik. Mulai dari mengukur hubungan Arus litrik (Ampere), Tegangan listrik (Voltage), Hambatan listrik (Ohm), hingga Resistansi dari suatu rangkaian listrik. Berdasarkan fungsi dasarnya tersebut, alat ini sering disebut dengan AVO meter (Ampere, Voltage, Ohm).

    Secara umum, fungsi multimeter analog dan fungsi multimeter digital adalah sama. Hal yang membedakan antara multimeter analog dan multimeter digital terletak pada display pada kedua jenis multimeter tersebut yakni multimeter analog dan multimeter digital. Saat melakukan pengukuran menggunakan multimeter analog, perhitungannya harus dilakukan secara manual. Sementara multimeter digital tidak perlu melaukan perhitungan lagi karena hasil perhitungan sudah muncul secara otomatis di display multimeter digital tersebut.


Spesifikasi:


  • Generator daya
  1. Baterai


    
Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya.

Spesifikasi

  • Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
  • Output voltage: dc 1~35v
  • Max. Input current: dc 14a
  • Charging current: 0.1~10a
  • Discharging current: 0.1~1.0a
  • Balance current: 1.5a/cell max
  • Max. Discharging power: 15w
  • Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
  • Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
  • Ukuran: 126x115x49mm
  • Berat: 460gr

2.  Power Suply




    
    Berfungsi sebagai sumber daya bagi sensor ataupun rangkaian. 

Spesifikasi:

Input voltage: 5V-12V
Output voltage: 5V
Output Current: MAX 3A
Output power:15W
conversion efficiency: 96%


    Bahan
  • Resistor

    Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika. Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan  arus yang melewatinya.

 Resistor berfungsi menghambat arus dalam rangkaian listirk. Cara menghitung nilai resistansi resistor berdasarkan gelang warna :
                1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
                2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
                3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
                4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang keempat atau pangkatkan angka tersebut                             dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi resistor





Spesifikasi :




  • Dioda



    Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.

Spesifikasi :


    Untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

  • Transistor



     Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide.

Spesifikasi:



  • Op-Amp
   Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi  dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Konfigurasi pin:



    Konfigurasi PIN LM741:



    Spesifikasi: 


  • Komponen Input
  1. Switch atau Button
  Switch adalah suatu komponen jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa perangkat untuk meneruskan data ke perangkat yang dituju.




        Pinout:


    Spesifikasi:
    


    2.    Sensor Vibration

            
        Pinout:



        Vibration sensor adalah perangkat yang dapat mengukur jumlah dan frekuensi getaran yang terdapat pada sebuah sistem, mesin dan beberapa perangkat tertentu. Pengukuran tersebut bisa digunakan untuk melakukan pendeteksian pada masalah lain yang terdapat pada sebuah aset dan melakukan prediksi pada kerusakan yang akan terjadi di masa mendatang.

Spesifikasi :

Vsuplai : DC 3.3V-5V
Arus : 15mA
Sensor : SW-420 Normally Closed
Output : digital
Dimensi : 3,8 cm x 1,3 cm x 0,7 cm
Berat : 10 gr


    3.    Sensor PIR
            Sensor pir adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor pir ini bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.


        Pinout:

         Spesifikasi:


  • Vin : dc 5v 9v.
  • Radius : 180 derajat.
  • Jarak deteksi : 5 7 meter.
  • Output : digital ttl.
  • Memiliki setting sensitivitas.
  • Memiliki setting time delay.
  • Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.
  • Berat : 10 gr.

       
    4.    Sensor Sound

            Sensor Suara adalah sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip dengan cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon genggam, laptop, dan notebook. Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.


       Pin out:


        Spesifikasi:

  •   Working voltage: DC 3.3-5V
  •   Dimensions: 45 x 17 x 9 mm
  •   Signal output indication
  •   Single channel signal output
  •   With the retaining bolt hole, convenient installation
  •   Outputs low level and the signal light when there is sound


    5.     Logicstate

            Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.





        Pinout:



  • Komponen Output
  1. Relay

        Pinout:



        Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak 
Saklar/Switch).


        Spesifikasi :



        Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.

  • Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke 5V
  • GND dihubungkan ke GND
  • IN1/Data dihubungkan ke pin 2

Pinout:



2. Motor

    Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.

Spesifikasi:

    Pinout :

    Grafik Respons:



4. Dasar Teori[Back]


    3.1 Non Inverting Amplifier

             Penguat tak membalik (non inverting amplifier)  merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. non inverting amplifier dapa dibangn menggunakan penguat operasional, karna pengua operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik. 

cotoh rangkaian dari non inverting amplifier.



            Dengan sinyal input yang diberikan pada terminal input non inverting, mka besarnya penguatan tegangan rangkaian penguat non inverting amplifier diatas bergantung pada harga Rin dan Rf yang dipasang. Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian non inverting amplifier dapat dituliskan persamaan. 



                 Apabla nilai resistor Rf dan Rin rangkaian non inveting amplifier diatas sama-sama 10k Ohm maka besarnya penguatan tegangan dapat dihitung secara matematis.


Bentuk sinyal input dan output yang dihasilkan non inverting amplifier 
  

    3.2 Rangkaian

  1.     Resistor


Simbol :



        Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R).

    Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.

Cara menghitung nilai resistor:

Tabel warna




Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.





    2.  Dioda


    Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
 
    Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.

    Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.



    Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:



1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus         AC ke arus DC.
2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil                 tegangan.
3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.


Untuk menentukan arus zenner  berlaku persamaan:


Keterangan :








        Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.


    
    3.  Transistor 
     Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide.

Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.

1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.

2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.

3. Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolekto

Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu, transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. 





                                                                   


Rumus-rumus transistor:


Konfigurasi Transistor:


        Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT.  Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor  dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.

        Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan  Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.

        Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.

Cara mengukur transistor bipolar



Karakteristik input
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.

Karakteristik output
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.

Gelombang I/O Transistor


    4. Op-Amp- LM741

Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

 

Karakteristik penguat ideal adalah:

  • Gain sangat besar (AOL >>). Penguatan open loop adalah sangat besar karena feedback-nya tidak ada atau RF = tak terhingga, serta pada rentang frekuensi yang luas.
  • Impedansi input sangat besar (Zi >>). Impedansi input adalah sangat besar sehingga arus input ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan input sepenuhnya dapat dikuatkan.
  • Impedansi output sangat kecil (Zo <<).


Konfigurasi PIN LM741:




Respons karakteristik kurva I-O:


   5.  Sensor Vibration


Pinout :
        Vibration sensor adalah perangkat yang dapat mengukur jumlah dan frekuensi getaran yang terdapat pada sebuah sistem, mesin dan beberapa perangkat tertentu. Pengukuran tersebut bisa digunakan untuk melakukan pendeteksian pada masalah lain yang terdapat pada sebuah aset dan melakukan prediksi pada kerusakan yang akan terjadi di masa mendatang.

Respon Frekuensinya:


    6. Sensor PIR
    
        Sensor pir adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor pir ini bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar


    Pinout :


        
        Grafik Respons Sensor PIR:



    7. Sound Sensor
        Sensor Suara adalah sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip dengan cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon genggam, laptop, dan notebook. Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.


Pinout:



        Grafik Respons Sensor Sound:


    8.  Baterai


Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).

Baterai dalam sistem PV mengalami berulang kali siklus pengisian dan pengosongan selama umur pakainya. Siklus hidup (cycle life) baterai adalah banyaknya pengisian dan pengosongan hingga kapasitas baterai turun (melemah) dan tersisa 80% dari kapasitas nominalnya. Pabrik baterai biasanya mencantumkan siklus hidup pada spesifikasi teknis baterai. Mencantumkan satu nilai siklus hidup (cycle life) sebenarnya terlalu menyederhanakan informasi, karena siklus hidup baterai juga tergantung pada suhu baterai.

      


    Dari grafik di atas, terlihat pada suhu operasional baterai yang lebih rendah, siklus hidup baterai lebih lama. Siklus hidup baterai juga tergantung dari DoD, artinya baterai yang dikosongkan hanya 50% dari kapasitasnya, berumur lebih lama jika dikosongkan hingga 80%, namun membuat sistem menjadi lebih mahal, karena membutuhkan kapasitas baterai lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan yang sama.

Jika pada suhu operasional lebih rendah, umur baterai lebih lama,  namun ada efek negatif berkaitan dengan kapasitas baterai. Pada suhu  yang lebih rendah, kapasitas baterai menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena pada suhu yang lebih tinggi, reaksi kimia yang terjadi pada baterai bergerak lebih aktif/cepat, sehingga kapasitas baterai cenderung lebih tinggi.

    Terkadang, pada suhu yang lebih tinggi, kapasitas baterai justru dapat lebih besar dari angka nominalnya, meskipun pada suhu tinggi, elemen baterai terlalu aktif, juga berakibat buruk pada kesehatan baterai.


5. Percobaan[Back]


    Rangkaian Non Inverting Amplifier



a) Prosedur [Back]


  Langkah-langkah Kerja

  • Siapkan segala komponen yang di butuhkan
  • Susun rangkaian sesuai panduan
  • Sambungkan rangkaian dengan baterai untuk sumber tenaga
  • Hidupkan rangkaian
  • Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.


b) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja [Back]


        1. Vibration Sensor


Prinsip kerja:
    Pada rangkaian yang bersensor getaran. Ketika sensor mendeteksi getaran, maka logicstate akan berpindah ke 1 dan sensor akan mengirimkan tegangan 5V menuju kaki non inverting op amp. Op amp akan menghasilkan Vout sebesar 10V dengan rumus (Rf/Rin+1)xVin. Setelah melewati R4, tegangan akan menuju kaki base transistor yang mengakibatkan transistor on dan arus 9V mengalir ke relay ke kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ground. Karena ada tegangan yang mengalir pada relay, switch menjadi berpindah dan terjadilah rangkaian loop sehingga batrai bisa mengalirkan tegangan ke motor sehingga motor bisa bekerja.
Pada sensor getaran ketika menerima getaran maka akan membuat motor bekerja untuk menggerakkan kepala agar berpindah posisi.


        2. Sound Sensor


Prinsip kerja:
    Pada rangkaian dengan sound sensor. Ketika sensor mendeteksi adanya suara, maka logicstate akan berpindah ke 1 dan sensor akan mengirimkan tegangan 5V menuju kaki non inverting op amp. Op amp akan menghasilkan Vout sebesar 10V dengan rumus (Rf/Rin+1)xVin. Setelah melewati R4, tegangan akan menuju kaki base transistor yang mengakibatkan transistor on dan arus 9V mengalir ke relay ke kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ground. Karena ada tegangan yang mengalir pada relay, switch menjadi berpindah dan terjadilah rangkaian loop sehingga batrai bisa mengalirkan tegangan ke motor sehingga motor bisa bekerja. Pada sensor suara ketika mendeteksi adanya suara ngorok maka motor akan bergerak dengan menampar si pengorok agar sadar dan membenarkan posisi tidurnya. 


        3. Pir sensor


Prinsip kerja:
Pada rangkaian dengan sensor pir . Ketika sensor mendeteksi adanya orang, maka logicstate akan berpindah ke 1 dan sensor akan mengirimkan tegangan 5V menuju kaki non inverting op amp. Op amp akan menghasilkan Vout sebesar 10V dengan rumus (Rf/Rin+1)xVin. Setelah melewati R4, tegangan akan menuju kaki base transistor yang mengakibatkan transistor on dan arus 9V mengalir ke relay ke kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ground. Karena ada tegangan yang mengalir pada relay, switch menjadi berpindah dan terjadilah rangkaian loop sehingga batrai bisa mengalirkan tegangan ke motor sehingga motor bisa bekerja.
Pada sensor PIR sebagai pendeteksi apakah si yang tertidur terlihat gelisah tidur atau nyaman. Bisa saja si yang tertidur gelisah karena nyamuk, maka motor akan bekerja menghidupkan obat nyamuk elektrik secara otomatis.





6. Video[Back]







7. File Download [Back]

  • Download File Rangkaian op-Amp download
  • Download Rangkaian Aplikasi Vibration Sensor download
  • Download Rangkaian Aplikasi Sound Sensor download
  • Download Rangkaian Aplikasi Pir Sensor download
  • Download Rangkaian Non Inverting Amplifer download
  • Download Video Rangkaian Aplikasi Vibration Sensor download
  • Download Video Rangkaian Aplikasi Sound Sensor download
  • Download Video Rangkaian Aplikasi Pir Sensor download
  • Download Video Rangkaian Non Inverting Amplifer download
  • Download Library Vibration Sensor download
  • Download Library Sound Sensor download
  • Download Library Pir Sensor download
  • Download Datasheet Vibration Sensor download
  • Download Datasheet Sound Sensor download
  • Download Datasheet Pir Sensor download





















Comments

Popular posts from this blog

Modul 1 - DIODA

modul 2

MODUL 3