7.5 COMMON GATE-CONFIGURATION

                                                                         [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]


COMMON GATE-CONFIGURATION


1. Pendahuluan[Back]

Dalam dunia elektronika, konfigurasi gerbang adalah konsep fundamental yang berperan penting dalam desain dan analisis rangkaian. Salah satu konfigurasi yang sering digunakan dalam penguatan sinyal adalah konfigurasi gerbang umum (common gate-configuration). Konfigurasi ini banyak ditemukan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan impedansi masukan rendah dan impedansi keluaran tinggi, seperti pada penguat RF (Radio Frequency) dan rangkaian penerima sinyal.

Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai konfigurasi gerbang umum. Kita akan membahas prinsip dasar dari konfigurasi ini, bagaimana cara kerjanya, serta keuntungan dan kerugian penggunaannya. Selain itu, kita juga akan melihat beberapa contoh aplikasi praktis di mana konfigurasi gerbang umum digunakan, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang relevansi dan kegunaannya dalam berbagai situasi.

Dengan memahami konfigurasi gerbang umum, kita dapat lebih baik merancang dan menganalisis rangkaian yang efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan meningkatkan performa sistem elektronik yang kita kembangkan. Mari kita mulai dengan mengeksplorasi apa itu konfigurasi gerbang umum dan bagaimana ia bekerja dalam konteks yang lebih luas.


2. Tujuan[Back]
  • Untuk mengetahui cara kerja dari rangkaian Common gate configuration
  • Menghitung tegangan dan arus dalam rangkaian Paralel dan Seri-Paralel
  • Dapat Mensimulasikan cara kerja dari rangkaian Common gate configuration

3. Alat dan Bahan [Back]
  • Baterai 


Baterai merupakan perangkat yang digunakan untuk memberi daya terhadap alat yang membutuhkan listrik. Baterai juga merupakan komponen elektronika penghasil sumber tegangan pada rangkaian,arus yang biasanya diukur dengan satuan mili ampere hours atau disingkat mAH,. Misalnya sebuah baterai 1900mAH bisa menyuplai 1900mA ke sebuah rangkain selama 1 jam sebelum akhirnya habis.

  • Resistor




            Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Rumus hukum ohm (V=IR)    

Untuk mengetahui nilai resistansi dari suatu resistor, dapat dilihat dari tabel berikut:





        Contoh  lain cara membaca resistor  :
        Gelang ke 1 : Merah  = 2
        Gelang ke 2 : Merah  = 2
        Gelang ke 3 : Coklat  = 1 (angka 1 menjadi pangkat dari angka 10 = 101
        Gelang ke 4 : Emas    = Toleransi 5%
        Maka nilai resistor tersebut adalah 22 * 101= 220 Ohm dengan toleransi 5%

  • Ground

                 Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik baliknya arus listrik atau beda potensialnya bernilai 0 (nol). Fungsi Ground adalah memberi perlidungan pada peggunaan peralatan listrik.

  • Dioda


             Dioda adalah komponen elektronik yang digunakan untuk melewatkan arus. Dioda hanya dapat melewatkan arus listrik dalam satu arah saja.


  • Power Supply

          Berfungsi sebagai sumber daya bagi rangkaian.
        
        
  •        Kapasitor



                Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua konduktor. Dimana keduanya dipisahkan oleh dua penyekat yang disebut dengan keping. Sederhanannya fungsi utama kapasitor adalah untuk menyimpan energi listrik, namun masih banyak lagi fungsi-fungsi kapasitor yang harus kamu ketahui.

Cara menentukan:
 
Nilai kapasitor (104J) : 10 * 10^4 pF = 10^5 pF = 100nF; toleransi 5% = ± 95nF sampai 105nF
Kapasitor adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara.
Cara menghitung nilai kapasitor :
1. Masukan 2 angka pertama langsung untuk nilai kapasitor.
2. Angka ke-3 berfungsi sebagai perpangkatan (10^n) nilai kapasitor.
3. Satuan kapasitor dalam piko farad.
4. Huruf terakhir menyatakan nilai toleransi dari kapasitor.

Daftar nilai toleransi kapasitor :
B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G = 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20% 

Pinout:


 


 

Spesifikasi:


  • DC Voltmeter

        DC Voltmeter  merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.


  • DC Amperemeter

                DC Amperemeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar arus pada suatu komponen. Cara pemakaiannya dengan memposisikan kaki2 Amperemeter secara seri dengan komponen yang akan diuji besar kuat arusnya.

  • Osiloskop

           Osiloskop adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.

Spesifikasi:


        Pinout:



    Keterangan:



4. Dasar Teori[Back]

Common Gate Configuration

    Konfigurasi di mana terminal gerbang dibumikan dan sinyal input biasanya diterapkan ke terminal sumber dan sinyal output diperoleh di terminal pembuangan seperti yang ditunjukkan pada rangkaian 7.23a dan 7.23b


Persamaan jaringan dapat ditentukan dengan menggunakan rangkaian7.24. Menerapkan hukum tegangan Kirchhoff dalam arah yang ditunjukkan pada rangkaian 7.24 akan menghasilkan



Menerapkan kondisi n ID = 0 mA ke Persamaan. 7.23 akan menghasilkan


Menerapkan kondisi VGS=0 V ke Persamaan. 7.23 akan menghasilkan


Garis beban yang dihasilkan muncul pada rangkaian 7.25 memotong kurva transfer untuk JFET seperti yang ditunjukkan pada gambar. Persimpangan yang dihasilkan menentukan arus operasi IDQ bekerja seperti yang juga ditunjukkan dalam jaringan. dan tegangan VD untuk jaring-bekerja seperti yang juga ditunjukkan dalam jaringan.



Menerapkan hukum tegangan Kirchhoff di sekitar loop yang berisi dua sumber, JFET dan resistorR,D Dan RS pada rangkaian 7.23a dan rangkaian 7.23b akan menghasilkan 





5. Percobaan[Back]
a) Prosedur [Back]
b) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja [Back]
  • Rangkaian 7.23 (a)


Prinsip Kerja :

Pada rangkaian ini kita memiliki 2 sumber tegangan yaitu  Vdd dan Vss, pada sumber tegangan Vdd menghasilkan arus sebesar  Id yang mengalir menuju resistor Rd yang mana kemudian arus tersebut terpecah di titik D yang Sebagian menglair menuju kapasistor C2 dan menghasilkan tegangan output sebesar V0 dan sisanya mengalir menuju Q1.  Pada sumber tegangan kedua yaitu Vss mengalirkan tegangan Vss menuju resistor Rs yang menghasilkan arus sebesar Is, kemudian arus tersebut, terpecah di titik S yang mana  Sebagian arusnya mengalir menuju kapasitor  C1 dan menghasilkan tegangan output sebesar Vi, kemudian sisanya mengalir menuju ke Q1.

  • Rangkaian 7.23 (b)

Prinsip Kerja :

Pada rangkaian ini kita memiliki 2 sumber tegangan yaitu  Vdd dan Vss, pada sumber tegangan Vdd menghasilkan arus sebesar  Id yang mengalir menuju resistor Rd yang mana kemudian arus tersebut terpecah di titik D yang Sebagian menglair menuju kapasistor C2 dan menghasilkan tegangan output sebesar V0 dan sisanya mengalir menuju Q1.  Pada sumber tegangan kedua yaitu Vss mengalirkan tegangan Vss menuju resistor Rs yang menghasilkan arus sebesar Is, kemudian arus tersebut, terpecah di titik S yang mana  Sebagian arusnya mengalir menuju kapasitor  C1 dan menghasilkan tegangan output sebesar Vi, kemudian sisanya mengalir menuju ke Q1.

  • Rangkaian 7.24
(mengabaikan salah satu sumber)


(menggunakan sumber untuk pembuktian)

Prinsip Kerja :

Pada rangkaian ini merupakan rangkaian yang digunakan utuk menentukan persamaan pada rangkaian 7.24, rangkaian ini membuktikan persamaan yang ada pada buku panduan, yaitu ID=IS dan VGS=VSS - ID.RS. prinsip kerjanya hampir sama, yaitu disini kita memisalkan rangkaian yang memiliki sumber tegangan Vss membentuk sebuah loop searah jarum jam, yang mana disini berarti arus yang keluar dari Vss bernilai negative atau memiliki arah berlawanan, atau bisa dikatakan bahwa arah arus adalah masuk menuju Vss. Arus yang bersumber dari titik G yang memiliki tegangan sebesar Vgs menghasilkan arus sebsar Is yang mengalir menuju resisitor Rs, setelah itu, arus tersebut mengalir menuju batrei Vss sehingga didapat tegangan pada Vss sebesar Is x Rs.

  • Rangkaian 7.26


Prinsip Kerja :

Rangkaian ini memiliki prinsip kerj yang sama dengan rangkaian 7.23 a. disini kita memiliki sumber tegangan sebesar 12v yang akan mengalir menuju resistor Rd yang memiliki nilai hambatan sebesar 1,5k ohm. Disini tegangan 12v mengalir terpisah menuju  kapasitor C2 yang menghasilkan V output yaitu V0 sebesar 6v. 
Dan V yang mengalir menuju D juga menghasilkan tegangan sebesar Vp = -6 volt. Dan arus sebesar IDSS = 12 mA. 
Kemudian arus akan mengalir menuju titik S dan kemudian akan menuju ke resistor Rs yang memiliki hambatan sebesar 600 ohm yang kemudian setelah melewati hambatan Rs arus dan tegangan akan dialirkan menuju grund. Pada Rangkaian ini dapat kita ukur nilai tegangan yang mengalir pada ketiga titik yaitu titik D, G, dan S


6. Video[Back]








7. File Download [Back]




























Komentar

Comments

Popular posts from this blog

Modul 1 - DIODA

modul 2

MODUL 3